Setelah persitiwa jatuhnya pesawat Malaysian Airlines MH-370, dunia penerbangan kembali digegerkan oleh peristiwa kecelakaan jatuhnya pesawat terbang domestik. Dan kali dari Indonesia.
Dikabarkan pesawat Air Asia QZ QZ-8501 hilang dalam rute penerbangannya dari Surabaya menuju Singapura.
Menurut kabar terakhir, tim pencari telah berhasil menemukan lokasi jatuhnya Air Asia ini di sekitar Pangkalan Bun. Dan terus memberikan upaya pertolongan dan evakuasi yang diperlukan hingga saat ini. Lihat juga :
Meski saat ini belum ada laporan resmi atas peristiwa jatuhnya pesawat Air Asia QZ-8501 tersebut, sebelumnya para ahli menyatakan terjadinya peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia tersebut salah satunya diduga kuat disebabkan oleh adanya awan Cumulonimbus.
Bagi yang berkecimpung di dunia kedirgantaraan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan awan yang menjulang ini. Sebab awan Cumulonimbus ini memang merupakan salah satu jenis awan yang ditakuti oleh para pilot pesawat terbang.
Namun bagi awam , mungkin timbul pertanyaan, apakah awan Cumulonimbus itu ?
Seperti apa bentuknya ? Dan mengapa sangat ditakuti oleh para pilot pesawat terbang ?
Apakah awan Cumulonimbus itu ?
Kata Cumulonimbus sebenarnya berasal dari bahasa Latin.
Kata "cumulus" berarti terakumulasi dan kata "nimbus" berarti hujan.
Dalam notasi ilmiah diwakili sebuah symbol yang bentuknya seperti penutup kepala tentara Romawi, dan sering disingkat dengan huruf “Cb”.
Dan sesuai dengan asal katanya awan Cumulonimbus dimasukkan dalam genus awan tumpukan atau awan hujan besar.
Sebab Cumulonimbus atau Cb ini memang merupakan salah satu awan vertikal yang tingginya dapat menjulang sampai ketinggian 60 ribu kaki atau sekitar 18 km lebih.
Dengan bentuknya yang sangat khas ini, padat, besar dan menjulang, awan Cumulonimbus sangat mudah dikenali. Awan Cumulonimbus ini terbentuk oleh beberapa sebab.
Terutama sebagai hasil dari adanya ketidakstabilan atmosfer. Sehingga awan besar ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, ataupun di sepanjang front dingin di garis squall.
Yang paling umum, penyebab terbentuknya awan Cumulonimbus ini adalah karena adanya proses konveksi akibat pemanasan permukaan bumi oleh radiasi matahari dan kondisi atmosfer yang tidak stabil.
Karena itu awan Cumulonimbus sangat mudah terbentuk di daerah-daerah tropis seperti di Indonesia, karena proses konveksi di wilayah ini sangat kuat.
Mengapa awan Cumulonimbus ditakuti oleh para pilot pesawat terbang ?
Dengan melihat dan kondisi terbentuknya, maka Awan Cumulonimbus dianggap bertanggung jawab terhadap badai petir dan cuaca dingin lainnya.
Dari awan menjulang inilah dapat timbul berbagai macam fenomena cuaca yang esktrem, seperti adanya badai tropis atau topan (typhoon), badai petir (thunderstorm), hujan es (hail storm), tornado sampai terjadinya angin puting beliung.
Para pilot pesawat terbang sendiri takut dengan awan jenis ini karena awan Cumulonimbus memang sangat berbahaya bagi penerbangan.
Ada 3 hal utama dari awan Cumulonimbus ini yang dianggap berbahaya bagi dunia penerbangan, sehingga ditakuti oleh para pilot pesawat terbang, yaitu :
1. Adanya proses vertical draft atau gerakan vertikal udara yang terjadi dalam awan Cumulonimbus
Dengan proses dan kondisi awan Cumulonimbus seperti di atas maka dalam awan ini dapat terjadi adanya gerakan vertical, baik berupa gerakan naik (updraft) ataupun gerakan turun (downdraft).
Meski vertical draft ini sebenarnya lazim dalam sebuah awan,namun vertical draft pada awan Cumulonimbus ini jauh lebih kuat.
Jika pada awan lainnya “hanya” akan berefek terjadinya “bumping” pada pesawat terbang, maka pada awan Cumulonimbus, dengan proses dan turbulensi yang dihasilkan lebih kuat maka akan dapat menghempaskan pesawat terbang yang terjebak di dalamnya.
2. Adanya partikel es dalam awan Cumulonimbus
Dengan adanya partikel es dalam awan ini maka akan dapat membekukan bagian-bagian pesawat. Dalam hal ini termasuk bagian mesin pesawat terbang.
Maka bisa dibayangkan, apa yang bisa dilakukan oleh para pilot pesawat terbang jika tiba-tiba mesinnya mati. Hampir dipastikan, pesawat akan jatuh menghempas bumi.
3. Awan Cumulonimbus juga menghasilkan petir
Karena adanya partikel es itu pula, maka awan Cumulonimbus adalah salah satu jenis awan yang paling sering menghasilkan petir. Sehingga dapat mengacaukan sistem kelistrikan dan navigasi pesawat.
Karena ketiga hal utama itulah maka awan Cumulonimbus ini ditakuti oleh para pilot pesawat terbang.
Dan karena awan Cumulonimbus ini puncaknya dapat mencapai hingga 60 ribu kaki, maka para pilot umumnya akan memilih menghindari awan ini ke arah samping.
Sedang pada pada pesawat jet misalnya, umumnya akan terbang pada ketinggian 30-40 ribu kaki, atau sekitar 9 - 12 km.
Read more: http://anekacarapraktis.blogspot.com/2014/12/mengapa-awan-cumulonimbus-yang-menjulang-ini-ditakuti-para-pilot-pesawat-terbang-ini-sebabnya.html#ixzz3NkXpzMMO